Rabu, 01 Januari 2014

PSIKOLOGI DALAM DUNIA INDUSTRI


Psikologi Industri merupakan cabang ilmu psikologi yang memfokuskan pada penerapan metode dan menemukan penyelesaian masalah psikologis pada industri dan organisasi. Area kerja psikologi industri adalah praktek-praktek personel dan kepegawaian, kondisi kerja, kejenuhan bekerja, moral,reward dalam bekerja, dan efisiensi. Area kerja psikolog industri yang cukup luas. Ruang lingkup kerja psikolog industri dan organisasi adalah :
  1. Seleksi dan asesmen Psikolog industri dalam kegiatan ini adalah memilih orang yang terbaik dan sesuai dengan tugas yang akan dikerjakannnya Psikolog industri melakukan asesmen terhadap calon pegawai atau pegawainya sendiri yang dipromosikan dalam suatu jabatan.
  2. Melakukan penilaian kinerja pegawai dan pengembangan karir Dalam hal ini psikolog industri dapat membuat suatu pengukuran mengenai penilaian kinerja pegawai yang adil Selain itu pula, psikolog industri dapat membantu pegawai dalam mengembangkan ketrampilan dan meningkatkan kinerjanya Untuk melaksanakan pekerjaan ini, psikolog industri melakukan asesmen mengenai kekuatan dan kelemahan pegawai dan melakukan bimbingan karir.
  3. Melakukan konseling dan pengembangan individu Ketrampilan konseling harus dimiliki oleh psikolog industri Situasi kerja dapat menimbulkan stres bagi karyawannya, seperti misalnya perubahan organisasi dan pengembangan organisasi, beban kerja yang dirasakan berat oleh karyawan dan sebagainya.
  4. Melakukan Pelatihan Dalam tugas yang terkait dengan pelatihan, psikolog industri dapat melakukan analisis kebutuhan pengembangan dan pelatihan, merancang dan melakukan pelatihan, mengevaluasi efektifitas untuk meningkatkan kinerja pegawai.
  5. Merancang lingkungan kerja. Dalam hal ini psikolog indutri melakukan penelitian mengenai rancangan pekerjaan dan ruang untuk bekerja untuk memaksimalkan pekerjaannya, kenyamanan, keamanan, kesejahteraan pegawai, efisiensi dalam bekerja yang sesuai dengan kebutuhan fisik dan psikologis.

Lapangan Kerja
  1. Manajer Sumber Daya Manusia pada Industri dan Organisasi, BUMN, Swasta, dan Pemerintah
  2. Konsultan pengembangan SDM (Assesment, Seleksi,Training and Development, Audit SDM, Penerapan Budaya Organisasi, Penyehatan Organisasi dan Pengembangan Kewirausahaan)
  3. Tenaga Ahli di Lembaga manajemen, ABRI dan POLRI
Tujuan
  1. Mampu melakukan asesmen dan pengukuran psikologi, ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang psikolog industri. Untuk dapat mengetahui tentang kondisi psikologis calon pegawai, dan pegawai, maka seorang psikolog industri harus melakukan asesmen. Psikolog industri harus memahami penyusunan alat ukur psikologi.
  2. Mampu mengembangkan atau melakukan intervensi psikologis pada pegawai. Seorang psikolog industri hendaknya dapat melakukan konseling psikologi.
  3. Mampu melakukan pelatihan yang diperlukan untuk pengembangan pegawai dan tingkat pimpinan.
  4. Mampu melakukan konsultasi dengan pimpinan perusahaan
  5. Mampu mengembangkan komunikasi yang baik dengan pegawai, dan pimpinan perusahaan.
  6. Mampu mengembangkan relasi sosial dan ketrampilan sosial. Kompetensi sosial ini diperlukan oleh psikolog industri untuk melakukan interaksi sosial dengan pegawai, dan pimpinan perusahaan.
  7. Mampu melakukan penelitian terapan psikologi industri. Berdasarkan pengetahuan dan ketrampilan profesinya, seorang psikolog industri dapat melakukan penelitian terapan yang menuntut kerjasama dengan disiplin ilmu lain.

Kamis, 26 Desember 2013

PIO, apa dan ruang lingkupnya...


Mungkin kata “Psikologi” cukup familiar ditelinga kita, psikologi sendiri didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang berbicara tentang proses berpikir dan perilaku manusia (Muchinsky, 2010: 2). Adapun tulisan kali ini akan lebih berbicara sepintas tentang salah satu cabang dari ilmu psikologi, yaitu psikologi Industri dan Organisasi. Dimana, dalam tulisan ini mendiskusikan tentang apa itu psikologi Industri dan Organisasi, serta juga berbicara tentang ruang lingkup dan pokok bahasan dari psikologi Industri dan Organisasi atau lebih dikenal dengan istilah PIO, serta tidak ketinggalan juga berbicara tentang hubungan PIO dengan keilmuan lain, baik yang merupakan cabang Psikologi maupun ilmu yang lainnya seperti manajemen, hukum.
Terlintas dipikiran kita, bahwa ketika mendengar PIO (Psikologi Industri dan Organisasi) maka yang terbayang adalah dunia industri atau pabrikan, sebenarnya pikiran ini juga tidak ada salahnya. Akan tetapi, penjelasan yang lebih detail disampaikan oleh Cascio (2001 dalam Rothmann dan Cooper, 2008: 1) bahwa psikologi Industri dan Organisasi adalah salah satu cabang terapan dari ilmu psikologi yang berfokus pada studi tentang perilaku manusia dalam konteks dunia kerja, organisasi serta terkait dengan produktivitas. Lebih lanjut, Muchinsky (2010: 3) menambahkan bahwa dari perspektif professional atau praktisi, PIO lebih dipandang sebagai sebuah aplikasi dari pemahaman tentang ilmu psikologi untuk menyelesaikan masalah di dunia kerja. Sehingga, jika pendekatan akademisi dimana terfokus pada penelitian-penelitian untuk menemukan jawaban, dan juga digabungkan dengan pendekatan praktisi yang lebih terfokus pada aplikasi suatu konsep pada kehidupan nyata, maka seringkali model pendidikan yang dilakukan di PIO lebih bersifat scientist-practitioner model (Muchinsky, 2010: 3).
Selanjutnya, setelah kita mendapatkan penjelasan tentang apa itu PIO, maka pertanyaan berikutnya yang muncul adalah apa saja yang didiskusikan dalam PIO itu sendiri. Jika diawal dijelaskan bahwa PIO adalah terapan dari ilmu psikologi dalam konteks dunia kerja, maka terdapat beberapa poin yang bisa kita tarik disini. Pertama, psikologi sebagai ilmu yang mempelajari ilmu perilaku di dunia kerja, dimana dunia kerja tidak terlepas dari yang namanya organisasi,  maka PIO juga akan berbicara tentang Organisasi itu sendiri, dimana disini mulai dari berbicara tentang teori-teori organisasi, desain organisasi, budaya organisasi, perilaku organisasi, perubahan dan pengembangan organisasi. Selanjutnya, bahwa jika melihat trend yang terjadi dewasa ini, bahwa organisasi akan berjalan efektif jika terjalin interaksi dalam kelompok-kelompok kerja, maka kajian PIO juga meliputi interaksi individu di dalam kelompok,  dimana pokok bahasannya biasanya terkait dengan dinamika kelompok, proses kelompok dan komunikasi dalam kelompok. Berikutnya, yang tidak kalah penting adalah bahwa psikologi mempelajari tentang manusia, maka kajian diskusi dari PIO juga meliputi aspek individu, dimana hal ini meliputi aspek rekruitmen dan seleksi, perencanaan karir, pengembangan individu, proses belajar dalam organisasi atau dalam istilah awam kajian-kajian ini seringkali bersinggungan dengan yang disebut “manajemen sumber daya manusia”. Sehingga, terdapat tiga poin ruang lingkup yang menjadi kajian PIO yaitu organisasi, kelompok dan juga individu.
Lebih lanjut, tidak dapat dipungkiri bahwa PIO tidak bisa terlepas dari cabang psikologi yang lain. Dimana yang paling inti adalah psikologi sosial, jika kita lihat kajian-kajian dari PIO banyak menggunakan teori-teori psikologi sosial seperti teori medan dari Lewin contohnya. Beberapa cabang lain juga memiliki kontribusi contohnya dalam kajian individu dan mengelola konflik di tempat kerja, PIO juga akan belajar banyak dari Psikologi klinis, begitu pula juga terkait dengan psikologi pendidikan dan perkembangan dimana dalam memberikan pelatihan maka kita juga mempertimbangkan aspek-aspek belajar pada orang dewasa. Selain mendapatkan masukan dari dalam cabang ilmu psikologi itu sendiri, dalam aktivitas sehari-hari seorang praktisi PIO juga banyak masukan dari berbagai cabang ilmu seperti Ergonomi, Manajemen, Sosiologi dan Hukum serta cabang ilmu yang lainnya. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa PIO dalam melakukan studi tidak bisa secara egois melepaskan diri atau merasa superior, karena PIO juga mendapatkan banyak kontribusi dari ilmu-ilmu yang lainnya pula.